Selasa, 07 November 2017

Makalah Staffng (Management Introduction)

STAFFING
Dibuat Untuk Memenuhi
Tugas Karya Tulis Ilmiah Mata Kuliah Management Introduction
Kelas : 1 MA7


D






 Dibuat Oleh :
Tris Tiyanti Aprilyani

1510631020221


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
TAHUN AKADEMIK 2015

              
Kata Pengantar

            Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat, nikmat, serta Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Tarya tulis ilmiah kami.
Karya tulis ilmiah kami ini disusun agar kita mengetahui apa yang dimaksud dengan Manajemen Staffing, Apa saja yang melingkup didalamnya. dan kiat-kiat apa yang perlu kita ketahui dalam Manajemen Staffing. Karya tulis ilmiah ini memuat tentang uraian tentang Manajemen Staffing, dimulai dari pengertian dasar Manajemen Staffing sampai pada tahap yang lebih detail.
            Dalam pembuatan Karya tulis ilmiah ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami, khususnya Ibu Nelly Martini,SE.MM selaku Dosen mata kuliah Management Introduction yang telah membantu menyelesaikan Karya tulis ilmiah kami secara langsung maupun tidak langsung.
Seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, Karya tulis ilmiah kami tidaklah sesempurna apa yang diinginkan pembimbing. Namun, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Untuk itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi semua khususnya untuk kami.                                    

                                                                                  Karawang, 22 September 2015
                                                                                                Tim Penyusun


                                                                                          (                                  )



DAFTAR ISI


PENGESAHAN....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan .....................................................................................................  2
1.3 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.4 Manfaat.................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1 Pengertian Staffing ................................................................................. 4
2.2 Fungsi dan Peranan Staffing ................................................................... 5
2.3 Penerapan Staffing dalam Manjemen ..................................................... 5        
2.4 Pertimbangan Organisasional dalam keputusan Staffing ........................ 6
2.5 Hubungan Budaya Organisasional dalam Staffing.................................. 7                    
2.6 Proses Penyusunan Personalia.................................................................. 9                    
2.7 Metode Seleksi dan Screening................................................................. 10                  
2.8 Pengangguran tes dan inventory dalam penyeleksian.............................. 11                  
BAB III PENUTUP.................................................................................................
 3.1 Kritik dan Saran....................................................................................... 15
 3.2 Uraian Penutup........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. iv
                                               

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
Manajemen sebagai suatu proses;
1. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.
2. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yangdiberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertianyang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.         
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbinganatau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksudyang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Setelah kita mengetahui sedikit tentang manajemen, lebih mengkhusus lagi kita akan membahas apa itu manajemen staffing, karena begitu pentingnya masalah ini untuk dikaji, maka perlu untuk dibahas.

1.2 Tujuan
1.Tujuan Fungsional dari pembuatan Karya tulis ilmiah ini yaitu Agar hasil dari pembuatan karya tulis ilmiah ini dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai referensi dasar.
2.Tujuan Individual dari penelitian ini yaitu Untuk menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan pengenalan pada materi di Universitas Singaperbangsa sehingga penulis melakukan pencarian informasi untuk menyelesaikan Tugas Kuliah.

1.3 Manfaat
Manfaat dari Karya Tulis ini antara lain :      
1. Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima di dalam perkuliahan pada kegiatan nyata.           
2. Analisa yang dilakukan dapat membantu untuk mengetahui bagaimana sistem aplikasi ini bekerja.        
3. Dengan adanya sistem media social sharing online, maka diharapkan mahasiswa dapat memperoleh informasi – informasi terbaru. Selain itu mahasiswa juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan dengan materi yang telah disusun.

1.4 Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini yaitu, Manajemen Staffing/Penempatan karyawan, terkait dengan kajian dalam topik ini, pertimbangan-pertimbangan yang perlu diketahui, terkait dengan judul tersebut maka timbul pertanyaan sebagai berikut :
  1. Apa yang dimaksud dengan Staffing ?
2.      Apa Fungsi dan Peranan Staffing ?
3.      Bagaimana Penerapan Staffing dalam Manjemen ?
  1. Bagaimana Pertimbangan Organisasional dalam keputusan Staffing ?
  2. Bagaimana Hubungan Budaya Organisasional dalam Staffing ?      
  3. Bagaimana Proses Penyusunan Personalia ?  
  4. Metode apa yang digunakan untuk Seleksi dan Screening ?
  5. Apa yang dimaksud Pengangguran tes dan inventory dalam penyeleksian ?
BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Staffing
Pengertian Pertama, Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi Top of Form.
Pengertian Kedua, Staffing adalah salah satu fungsi manajemen yang melakukan penarikan, penyeleksian, pengembangan dan penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Pengertian Ketiga, Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi dan pengembangannya sampai dengan usaha agar petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Organisasi-organisasi besar adalah organisasi dengan nilai budaya yang tinggi, dengan perhatian yang besar pada nilai, ekspektasi, dan perilaku. Biasanya didalam budaya tersebut pasti ada teamwork, fokus terhadap konsumen, perlakuan yang adil pada karyawan, inisiatif, dan inovasi.
Budaya-budaya ini juga harus terus dikomunikasikan kepada karyawan, baik yang lama maupun yang baru. Karena itu, keputusan Staffing adalah keputusan yang penting bagi organisasi, yang juga harus disesuaikan dengan strategi bisnis agar dapat menunjang budaya organisasinya.

2.2 Fungsi dan Peranan Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi dalam manajemen. Staffing atau disebut juga assembling resources, termasuk kegiatan organisasi yang sangat penting karena berhubungan dengan penempatan orang dalam tugas dan kewajiban tertentu yang harus dilaksanakan. Dalam menjalankan tugas dan fungsi staffing, suatu manajemen atau organisasi harus melakukan hal-hal berikut :
1. Menentukan jenis pekerjaan
2. Menentukan jumlah orang yang dibutuhkan
3. Menentukan tenaga ahli
4. Menempatkan personal sesuai dengan keahliannya
5. Menentukan tugas, fungsi, dan kedudukan pegawai
6. Membatasi otoritas dan tanggung jawab pegawai
7. Menentukan hubungan antar unit kerja
8. Menentukan gaji, upah, dan insentif bagi pegawai
9. Menentukan masa jabatan, mutasi, pension, dan pemberhentian pegawai (berdasarkan perundangan yang berlaku Penyusunan staff bagi suatu organisasi sekaligus berfungsi sebagai bimbingan dan penyuluhan (guidance an counseling). Sebagai bentuk pengawasan dan penilaian terhadap seluruh kinerja bawahan.

2.3  Penerapan Staffing dalam Manajemen
Sama halnya dengan fungsi-fungsi administrasi lain, Staffing merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Dalam staffing, yang menjadi titik penekanan ialah personal itu sendiri. Aktivitas yang dilakukan di dalam staffing antara lain : menentukan, memilih, menempatkan dan membimbing personel.
Sebenarnya fungsi staffing ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Di dalam pengorganisasian telah dipikirkan dan diusahakan agar untuk personel-personel yang menduduki jabatan-jabatan tertentu di dalam struktur organisasi itu dipilih dan di angkat orang-orang yang memiliki kecakapan dan kesanggupan yang sesuai dengan jabatan yang di pegangnya.
5
Dalam hal ini prinsip the right man in the right place selalu di perhatikan.
Berikut merupakan hal-hal yang perlu diterapkan dalam penerapan staffing:
1. Menyebarkan staff dan menempatkan personel
2. Memilih staff yang memiliki wawasan
3. Menyediakan kegiatan untuk pengembangan profesi pada semua staff
4.Menjamin kesejahteraan staff dan pegawai
5.Mengatur review/pembahasan penampilan dalam hubungannya dengan komponen man (orang), money (uang), method (cara), policy (kebijakan), time (waktu) dan rule (peraturan).

2.4 Pertimbangan organisasional dalam keputusan staffing :
Strategi bisnis Harus ada kesesuaian antara strategi yang diinginkan perusahaan dengan karakteristik orang yang diharapkan untuk mengimplementasi- kan strategi tersebut. Dalam hal ini, ada dua model dimensional yang dapat dipertimbangkan, yaitu :
1.      Strategi organisasi selama tahap perkembangan
Untuk alasan strategi, pertimbangan tahap perkembangan bisnis sangat penting karena kebanyakan  darinya, seperti tingkat pertumbuhan, lini produk, teknologi, pangsa pasar, akan berubah seiring perubahan organisasi.
Pada masa awal, perusahaan akan memiliki tingkat pertumbuhan yang tingi, lini produk dasar, penekanan yang kuat pada engineering produk, dan tidak ada kesetiaan kustomer. Sedangkan pada tahap perkembangan yang lebih tinggi, perusahaan akan fokus pada pengembangan pangsa pasar dan tim manajemen yang baik.
Ketika mencapai tahap kedewasaan, perusahaan perlu mempertahankan pangsa pasar, pengurangan biaya melalui skala ekonomis, dan berbagai pengendalian lainnya. Pada tahap selanjutnya dimana organisasi semakin tua, ia harus berjuang untuk mempertahankan pangsa pasar. Ketahanan ekonomi menjadi motivasi utamanya.
2.      Gaya manager yang berbeda-beda dalam tiap tahapannya
Pada tahap awal, perusahaan perlu memiliki manager yang mampu berjuang di lingkungan yang penuh resiko, memiliki nilai kewirausahaan, dan mampu merespon cepat terhadap perubahan kondisi. Ditahap pertumbuhan, kewirausahaan masih diperlukan, namun hal penting lainnya adalah manager yang juga mampu mengembangkan sistem manajemen yang stabil untuk mempertahankan kemenangan yang dicapai pada masa awal.
            Ketika organisasi mencapai tahap kedewasaan, diperlukan manager yang tidak membutuhkan banyak variasi dalam pekerjaannya, mampu mengembangkan skala ekonomis terus-menerus, dan mau memantau berulang-ulang kegiatan operasinya. Sebaliknya, jika perusahaan telah menua maka dibutuhkan manager yang bisa menjadi penggerak besar. Manager yang memiliki kewirausahaan masih sesuai untuk masa ini, dimana mereka harus melakukan segala cara untuk menyelamatkan keuangan perusahaan.

2.5 Hubungan Budaya organisasional dengan Staffing
            Hubungan staffing dengan pengorganisasian : Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal yang menampung berbagai kegiatan yang harus dilakukan pada suatu organisasi. Sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan orang-orang yang memangku masing-masing jabatan yang terdapat di dalam organisasi.
            Jika diibaratkan sebuah kendaraan, pengorganisasian menyiapkan kendaraan, sedangkan staffing mengisi pengemudinya. Ketika manajer melaksanakan fungsi staffing, hal itu akan sangat berpengaruh terhadap tingkat pencapaian tujuan (kinerja organisasi). Prinsip Staffing ”Mengarahkan karyawan yang tepat untuk berkontribusi terhadap pencapaian tujuan dalam system manajemen” (The Right Man on The Right Place).
Budaya organisasi harus disampaikan kepada karyawan baru, bahkan pada proses penyeleksian berlangsung. Agar staffing berjalan lancar, karyawan harus merasa cocok dengan budaya ditempatnya bekerja. Untuk menyampaikan budaya organisasi, hal-hal berikut dapat dilakukan :
1. Pernyataan formal atas filosofi perusahaan dan materi yang digunakan untuk                     perekrutan, penyeleksian, dan sosialisasi karyawan baru.
2. Kriteria promosi.
3. Cerita, legenda, maupun mitos mengenai orang-orang dan peristiwa kunci di organisasi.
4. Apa yang diperhatikan, diukur, dan dikendalikan oleh para pemimpin organisasi.
5. Kriteria implisit dan yang mungkin digunakan pemimpin untuk menentukan siapa yang sesuai dengan posisi kunci di organisasi.
Budaya organisasi memiliki dua implikasi atas keputusan staffing, yaitu :
  1. Perbedaan bervariasi antara berbagai organisasi. Individu akan mempertimbangakn hal ini apabila informasinya tersedia dalam proses pencarian kerja mereka.
  2. Apabila hal lain konstan, individu yang memilih pekerjaan dan organisasi yang konsisten dengan nilai, kepercayaan, dan sikap mereka akan lebih produktif dan memuaskan.        
§ Logika dari penyeleksian personel dalam proses penyeleksian, jumlah kandidat yang ada harus melebihi jumlah lowongan yang tersedia. Jika tidak, perusahaan tidak akan memiliki pilihan yang mencukupi untuk disaring dan dipilih yang terbaik.      
§ Reliabilitas dari pengukuran Untuk menghindari resiko kesalahan dalam proses penyeleksian, media pengukur yang digunakan haruslah valid dan dapat diandalkan.
Sebuah pengukuran dapat dianggap valid dan dapat diandalkan jika hasilnya konsisten dan stabil dari waktu ke waktu, dari satu sampel ke sampel lain, dan penilaian dari penguji yang berbeda-beda. 

 2.6 Proses Penyusunan Personalia
       Penyusunan personalia adalah yang berkenaan dengan penarikan, fungsi manajemen penetapan, pemberitahuan latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Dalam BAB ini akan dibahas bagaimana organisasi menentukan kebutuhan sumber daya manusia sekarang dan di waktu yang akan datang.
Kegiatan-kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubungannya dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi, sehingga pembahasannya sering ditempatkan sebagai bagian dari fungsi pengarahan.
        Tetapi fungsi ini berhubungan erat dengan fungsi pengorganisasian, dimana pengorganisasian mempersiapkan kendaraan nya dan peyusunan personalia mengisi pengemudi nya yang sesuai gengan posisi kerja yang ada.
Akhirnya, fungsi penyusunan personalia harus dilaksanakan oleh semua manajer, baik mereka mengolah perusahan besar ataupun menjadi pemilik perusahan kecil.
        Proses Penyusunan Personalia (Staffing Process) dapan dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi tepat dan pada waktu yang tepat.
Fungsi ini dilaksanakan dalam dua tipe lingkungan yang berbeda.Pertama, lingkungan eksternal yang meliputi seluruh faktor di luar organisasi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhinya. Kedua lingkungan internal, yang terdiri dari unsur-unsur di dalam organisasi. Langkah-langkah proses ini mencakup :
1.    perencanaan sumber daya manusia, yang dirancang untuk menjamin pemenuhan kebutuhan personalia organisasi.
2.    Penarikan, yang berhubungan dengan pengadaan calon-calon personalia segaris dengan rencana sumber daya manusia.
3.    Seleksi, mencakup penilaian dan pemilihan di antara calon-calon personalia.
4.    Pengenalan dan orientasi, yang dirancang untuk membantu individu-individu yang terpilih menyesuaikan diri dengan lancar dalam organisasi.
5.    Latihan dan pengembangan.

2.7 Metode seleksi dan screening
a. Formulir aplikasi pekerjaan dengan bantuan teknologi dewasa ini, resume-resume yang tidak memenuhi syarat dapat dihapus secara otomatis. Biasanya perusahaan telah memberikan pertanyaan-pertanyaan kunci didalam formulir pekerjaannya. Jawaban dari pertanyaan ini nantinya akan diukur oleh program yang digunakan apakah sesuai atau tidak dengan persyaratan yang ada. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan perusahaan dalam membuat pertanyaan, yaitu :
- Pertanyaan tidak boleh memberikan dampak dalam penerimaan anggota kelompok yang dilindungi dalam hak hukumsipil.
-  Pertanyaan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
-  Pertanyaan yang melanggar/mungkin melanggar privasi.

b. Surat referensi dan rekomendasi Surat referensi dan rekomendasi dapat menyediakan 4 jenis informasi mengenai kandidat, yaitu :
- Pendidikan dan riwayat kerja.
- Karakter dan kompetensi interpersonal.
- Kemampuan melaksanakan pekerjaan.
- Kesediaan dari perusahaan yang sebelumnya/saat ini untu mempekerjakan kandidat kembali.     
            Saat ini, karena adanya perlindungan dari Family Educational Rights and Privacy Act of 1974, kandidat diperbolehkan melihat isi dari surat referensi mengenai dirinya. Selain itu, referensi juga hanya boleh diberikan kepada orang yang disetujui oleh sipemohon. Hal ini dikhawatirkan akan mengurangi keobjektifan isi surat referensi. Karena itulah, penelitian menyarankan agar suatu referensi berisi informasi dibawah ini untuk dapat lebih diandalkan :
- Tingkat hubungan penulis dengan kandidat.
- Tingkat kefamilieran penulis dengan posisi pekerjaan yang diinginkan.
- Spesifikasi contoh kinerja kandidat
- Individu atau kelompok kepada siapa kandidat dibandingkan.
2.8 Penggunaan tes dan inventory dalam penyeleksian
Yang dimaksud dengan tes disini adalah ukuran-ukuran standar perilaku yang memiliki jawaban benar atau salah. Sedangkan inventory adalah ukuran-ukuran standar perilaku yang tidak memiliki jawaban benar atau salah.
Dalam penyeleksian, biasanya tes lebih sering digunakan karena tidak bisa salah dan berbagai alasan lainnya. Sementara inventory lebih sesuai digunakan untuk tujuan penempatan atau pengembangan karena kandidat akan kurang termotivasi untuk menampilkan image yang berbeda dari yang sebenarnya dalam konteks ini. Inventori juga telah banyak berhasil digunakan dalam penyeleksian. Berikut ini ada beberapa metode dan teknik yang dapat digunakan untuk penyeleksian :
  1. 1. Tes obat
Beberapa kritik bermunculan bahwa tes penggunaan obat-obatan tidak efektif dalam hal biaya dan melanggar hak dan privasi individu. Selain itu, hasil tes juga seringkali tidak akurat. Sementara itu, dari hasil penelitian, ditemukan bahwa karyawan yang positif menggunakan obat-obatan 41% lebih sering absen dan 38% lebih sering dipecat. Sebenarnya tes ini legal dan boleh dilakukan apabila obat-obatan ilegal yang digunakan karyawan dapat mengurangi kinerja atau membahayakan rekan kerjanya.
2. Dua teknik penyeleksian yang controversial
a. Analisis tulisan tangan. Penelitian telah membuktikan bahwa tulisan tangan tidak bisa dijadikan prediktor untuk kinerja kerja.
b. Pemeriksaan poligrafis. Kritik bermunculan bahwa hanya 2/3 dari tes ini yang akurat dan tidak bisa diandalkan bila orang dites mengatakan yang sebenarnya. Sedangkan advokat mengklaim bahwa tes ini 90% akurat dalam kasus-kasus kriminal dan pekerjaan hanya jika diperiksa oleh pemeriksa yang kompeten.
3. Tes integritas
            Tes ini valid digunakan sebagai pengukur tingkat integritas yang dimiliki kandidat terhadap perusahaan.
4. Tes kemampuan mental
            Ada beberapa tes kemampuan yang diuji disini, yaitu tes intelegensi umum berupa kemampuan verbal, nonverbal, dan keahlian numerik; hubungan spasial; fungsi motoris; informasi mekanis, alalsan, dan kesinambungan; kecepatan perseptual; dan kemampuan induktif.
5. Generalisasi validitas
Dulunya diyakini bahwa validitas pengukuran untuk satu bidang pekerjaan berbeda dengan pekerjaan lainnya. Namun penelitian terkini telah membuktikan bahwa hal tersebut salah. Adapun yang menyebabkan perbedaan hasil adalah dikarenakan jumlah sampel yang digunakan terlalu sedikit. Apabila jumlah sampel memadai, maka perbedaan hasil yang ditemukan tidak akan signifikan.
6. Ukuran kepribadian
Ada 5 karakteristik personal yang berhubungan dengan kinerja, yaitu :
- Neuroticism : sejauh mana individu merasa tidak aman, khawatir, depresi, dan emosional.
- Extraversion : sejauh mana individu bisa bersosialisasi, aktif.
- Openness to experience : sejauh mana individu kreatif, curiga, dan berbudaya.
- Agreeableness : sejauh mana individu bisa bekerja sama, hangat, dan mau menyetujui pendapat.
- Conscientiousness : sejauh mana individu mau bekerja keras, teratur, dapat diandalkan.
7. Ukuran proyektif
Mengukur individu dengan stimuli yang ambigu, biasanya dengan meminta idividu menceritakan gambar yang diperlihatkan padanya.
9.      Ukuran kemampuan memimpin
Ukuran ini ternyata tidak bisa menjadi prediktor kesuksesan seorang manajer dalam menjalankan tugasnya.
9. Data historis personal
            Berdasarkan keyakinan bahwa orang akan melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dilakukannya diwaktu sebelumnya membuat tes ini cukup valid digunakan.
10. Wawancara kandidat
Wawancara adalah salah satu tugas manajerial yang cukup sulit karena berhubungan dengan sosial dan mental sekaligus. Jika tidak dilaksanakan dengan baik, validitasnya akan meragukan. Untuk mempermudah, pewawancara bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dasar yang berhubungan dengan analisis pekerjaan, mengajukan pertanyaan yang sama untuk tiap kandidat, menggunakan skala penilaian yang detail, membuat catatan detail mengenai informasi perilaku kandidat, menggunakan beberapa pewawancara, gunakan ukuran statistik, dan tidak mendiskusikan kandidat atau jawaban selama wawancara.
11. Tes sampel kerja
Ada tiga tes yang dapat dilakukan, yaitu Leaderless Group Discussion (LGD), Business Games, dan In-Basket Test. Sementara itu, untuk menentukan predictor yang paling sesuai dapat berdasarkan pada :
- Keaslian kondisi kerja- Estimasi kevaliditas predictor
- Rasio penyeleksian
- Biaya dari prediktor yang digunakan
Apabila kinerja pekerjaan diukur multidimensional, beberapa prediktor dapat digunakan. Apabila hal lainnya konstan, maka penggunaan prediktor dengan tingkat validitas tertinggi lebih disarankan karena tingkat kesalahannya lebih kecil. Selain itu, rasio penyeleksian juga harus diperhatikan untuk mengevaluasi kegunaan keseluruhan dari sebuah prediktor, apapun tingkat validitasnya. Rasio penyeleksian yang rendah menunjukkan bahwa kandidat yang dievaluasi harus lebih banyak. Yang terakhir, pertimbangan mengenai biaya harus ada, meskipun bukan pertimbangan yang utama.
 Jika dua prediktor hampir sama validitasnya, maka yang berbiaya lebih rendah dapat dipilih. Prediktor tervalid harus tetap dipilih biarpun biayanya jauh lebih besar, karena jika kandidat yang dipilih ternyata salah, maka biaya total yang dikeluarkan perusahaan akan lebih besar lagi.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Staffing bukanlah kegiatan manajemen yang mudah, perlu banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus dijalankan dan tentunya harus akurat, karena jika terjadi kekeliruan maka akan menimbulkan kekacauan dalam pekerjaan yang akhirnya menimbulkan ketidak profesioanalan.
3.2  SARAN
Bertolak dari strategi dalam Manajemen Staffing, maka penyusun memberikan saran sebagai berikut :
  1. Patuhilah segala aturan/tips-tips dalam Manajemen Staffing sebagai landasan dalam meniti sebuah keprofesionalan dalam pekerjaan.
  2. Banyaklah belajar dari seorang yang sudah terbukti mampu menangani masalah ini, karena pengalaman adalah guru yang terbaik.

DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, H. Malayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi
          Kedua, Penerbit BPFE-UGM, Yogyakarta, Tahun 2002, Halaman 54.
Noto Atmodjo, Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cetakan Ke
          Penerbit Reneka Cipta, Jakarta Tahun 1998, Halaman 67
Irianto, Yusuf, Tema-Tema Pokok Manajemen Sumber Daya Alam, Penerbit
          Insan Cendikiawan, Surabaya, Tahun 2001, Halaman 103